Text
PERBANDINGAN BIAYA PEKERJAAN PELAT BOUNDECK DAN PELAT KONVENSIONAL (STUDI KASUS : PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH TERPADU POLIWANGI)
Pembangunan gedung bertingkat tak lepas dari pekerjaan pelat lantai. Beberapa metode \r\npelaksanaan pelat lantai diantaranya yaitu konvensional dan boundeck. Pemilihan metode pelaksanaan\r\nberpengaruh terhadap biaya dan waktu yang diperlukan. Jika diperkirakan dengan logika, penggunaan \r\npelat konvensional pada gedung lebih dari dua lantai akan lebih ekonomis karena bekisting \r\nkonvensional dapat digunakan secara berulang. Di Banyuwangi masih jarang ditemukan proyek \r\ngedung bertingkat yang menggunakan boundeck. Namun, di kota besar seperti Surabaya, boundeck\r\nsudah mulai umum digunakan sebagai pengganti bekisting konvensional. Empat dari lima penelitian \r\nterdahulu menunjukan bahwa pelat boundeck lebih murah sebesar 12,77%-38,90%. Kelima penelitian \r\ntersebut menggunakan bekisting sekali pemakaian, sedangkan pada proyek Gedung Kuliah Terpadu \r\nPoliwangi menggunakan bekisting 2 kali pakai. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung biaya dan \r\nwaktu pelat lantai konvensional dan boundeck pada proyek pembangunan Gedung Kuliah Terpadu\r\nPoliwangi. Penelitian diawali dengan studi literatur, pengumpulan data, perhitungan volume, \r\nkemudian perhitungan biaya untuk masing-masing pelat lantai menggunakan AHSP Banyuwangi\r\nTahun 2023.Pelat yang ditinjau yaitu mulai dari pelat lantai 2 hingga pelat dak atap atau sejumlah 7 \r\npelat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya pelat boundeck sebesar Rp5.584.870.281,34, \r\nsedangkan biaya pekerjaan pelat konvensional sebesar Rp6.765.876.899,97. Perbandingan biaya pelat \r\nboundeck dan pelat konvensional menunjukkan selisih biaya sebesar Rp1.181.006.618,63 atau sekitar \r\n17,46%. Dapat disimpulkan bahwa pekerjaan pelat boundeck membutuhkan biaya yang lebih murah \r\ndaripada pekerjaan pelat konvensional.\r\n
B23.22401.368 | PA23.22401.368 | Perpustakaan Lantai 2 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain