Text
PENGARUH SIKLUS BASAH KERING TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMITS PADA TANAH EKSPANSIF (STUDI KASUS DUSUN KEDUNGDANDANG, DESA TAPANREJO, KECAMATAN MUNCAR, BANYUWANGI)
Tanah yang terdapat pada Dusun Kedungdandang, Desa Tapanrejo, Kecamatan Muncar,\r\nKabupaten Banyuwangi mengalami fenomena ekspansif yakni perubahan volume yang\r\nsignifikan saat mengalami perubahan kelembapan. Fenomena ekspansif tersebut terjadi ketika\r\ntanah mengalami sebuah pengembangan akibat kadar yang diterimanya bertambah dan akan\r\nmengalami penyusutan ketika kadar air berkurang, dengan hasil nilai indeks plastisitas dari\r\npengujian Atterberg limits yang termasuk kedalam kategori tinggi yakni sebesar 48,78 % dan\r\ntermasuk dalam kategori derajat ekspansif yang tinggi, sehingga penelitian ini bertujuan untuk\r\nmengetahui pengaruh siklus basah kering terhadap nilai Atterberg limits pada tanah.\r\nPenelitian ini dilakukan di laboratorium dengan melakukan pengujian kadar air asli\r\nlapangan, dan Atterberg limits. Pengujian kadar air digunakan untuk mendapatkan tanah jenuh\r\nair yang digunakan pada pembasahan dalam siklus basah kering, perlakuan tanah dengan dua\r\nsiklus yakni (kering-basah-kering-basah). Pada sampel tanah A dengan kadar air jenuh 100%,\r\nsampel tanah B dengan kadar air jenuh 50% dan sampel tanah C dengan kadar air jenuh 25%,\r\nyang selanjutnya dilakukan pengujian Atterberg limits. Metode siklus basah kering memiliki\r\npengaruh nilai pada Atterberg limits, hasil pengujian siklus basah kering nilai indeks plastisitas\r\ntertinggi pada jenuh 100%, sedangkan untuk nilai terendah pada jenuh 25%. Pada pengujian\r\n(kering-basah-kering-basah) menunjukan hasil penurunan nilai pada siklus kedua.
B23.22401.505 | PA23.22401.505 | Perpustakaan Lantai 2 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain