Text
ANALISA PENGARUH VARIASI KOMPOSISI LARUTAN GARAM TERHADAP KUAT TARIK DAN BENDING BAMBU PETUNG SEBAGAI KONTRUKSI PADA DECK KAPAL
Bambu petung adalah jenis tanaman rumput yang masih digunakan dalam bidang konstruksi. Bambu petung memiliki karakteristik seperti kayu yang cocok digunakan sebagai material konstruksi kapal. Namun bambu petung juga memiliki beberapa kelemahan pada tingkat keawetan bambu terhadap serangan jamur dan serangga. Melakukan proses perendaman menggunakan larutan garam bertujuan untuk membuat bambu petung agar lebih awet dan tahan terhadap serangan jamur. Perendaman bambu petung pada penelitian ini menggunakan variasi komposisi garam dan variasi waktu perendaman sebagai perbandingan untuk memperoleh mana yang paling kuat dijadikan kontruksi. Variasi komposisi garam yang digunakan yaitu 20%, 40%, 60% dan waktu perendaman 14 hari, 28 hari. Perekat yang digunakan pada penelitian ini adalah perekat dua komponen resin dan hardener. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian tarik dan pengujian bending. Standart proses pembuatan coupon dan proses pengujian berpacu pada SNI 03-3399-1994 untuk pengujiam tarik sejajar serat dan SNI ISO 3133:2010 untuk pengujian bending. Pada validasi data hasil pengujian menggunakan acuan pada BKI volume VI 2023 tentang peraturan kapal kayu. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan variasi yang memperoleh hasil terbaik pada pengujian tarik adalah variasi dengan komposisi garam 20% dan Waktu perendaman 14 hari mendapatkan hasil yield strength 503,35 Mpa. Pada pengujian bending yang memperoleh hasil variasi terbaik adalah variasi komposisi garam 20% dan waktu perendaman 28 hari mendapatkan hasil 67,02 MPa. Kemudian variasi yang memiliki sifat mekanik terbaik adalah variasi komposisi garam 20% dan waktu perendaman 28 hari dengan hasil yield strength 503,013 serta hasil bending strength 67,02 Mpa.
B23.21302.587 | PA23.21302.587 | Perpustakaan Lantai 2 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain