Text
ANALISIS PENYEBAB KETERLAMBATAN DAN OPTIMALISASI PEMBANGUNAN KAPAL BARU SPOB DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN CRITICAL PATH METHOD (CPM)
Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam pengerjaan suatu proyek pembangunan kapal khususnya pembangunan kapal SPOB. Tujuan yang sering diharapkan oleh perusahaan penyelenggaraan proyek atau galangan kapal adalah ketepatan jadwal awal proyek dengan waktu selesainya proyek tersebut. Jika tujuan tersebut tidak tercapai maka akibatnya adalah kerugian baik bagi pihak galangan kapal maupun owner. Diperlukan evaluasi dan optimalisasi berdasarkan analisis yang tepat terhdap keterlambatan proyek pembangunan kapal. Banyak cara atau metode yang digunakan untuk menganalisis keterlambatan pembangunan sebuah proyek begitupun dengan penjadwalan atau perencanaan. Untuk menganalisis keterlambatan pembangunan proyek dalam penelitian ini adalah Fault Tree Analysis (FTA). Fault Tree Analysis (FTA) merupakan metode analisis masalah dengan konsep top-down, di mana digunakan untuk mencari kejadian dan kombinasi kejadian yang mengakibatkan adanya kegagalan. Sedangkan untuk penjadwalan menggunakan metode Critical Path Method (CPM). CPM memiliki kelebihan untuk menentukan waktu penyelesaian proyek dengan jalur kritis, Hasil Fault Tree Analysis (FTA) analisis kualitatif terdapat 4 intermediet event dan 15 basic event, sedangkan untuk hasil analisis kuantitatif minimal cut set terdapat nilai probabilitas tertinggi yaitu pada intermediet event kondisi di lapangan, produktivitas pekerja dan pengadaan material dengan nilai 0,0497, 0,0418 dan 0,0211. Hasil dari penjadwalan ulang menggunakan metode Critical Path Method (CPM) didapatkan 55 kegiatan dan terdapat 23 kegiatan kritis selama proyek pembangunan kapal baru SPOB. Hasil perhitungan crash duration, normal cost dan crash cost dari 23 kegiatan kritis. Opsi penambahan man hours, mengalami percepatan durasi sebesar 62 hari lebih cepat dari durasi normal 271 hari menjadi 209 hari dan penambahan biaya sebesar Rp.162.338.668. Sedangkan opsi penambahan man power dengan total penambahan tenaga kerja sebesar 69 orang, mengalami percepatan durasi sebesar 65 hari lebih cepat dari durasi normal 271 hari menjadi 206 hari dan penambahan biaya sebesar Rp.3.325.000. Dan setelah dilakukan perhitungan penalti dengan ketentuan kontrak apabila terjadi keterlambatan, maka akan dikenakan penalti 0,1% dari nilai kontrak per hari dan batas maksimum penalti sebesar 5%, maka opsi yang efisien supaya keterlambatan pembangunan kapal baru SPOB bisa lebih optimal dari segi durasi dan biaya adalah opsi penambahan tenaga kerja (man power).
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain