Text
PERBANDINGAN ANGGARAN BIAYA PENGGUNAAN PERANCAH BAMBU DAN PERANCAH BESI (SCAFFOLDING) PADA STRUKTUR PEMBANGUNAN RATU OCEANIA BALI
Dalam pekerjaan konstruksi, mayoritas kontraktor membutuhkan pemikiran tentang perancah \r\nsebab komponen ini digunakan dari awal sampai akhir proyek dimana perancah berfungsi \r\ndalam menghindari beton dari lendutan. Di Kota Denpasar Utara sendiri, bambu sudah sejak \r\nlama digunakan sebagai bahan dasar pembangunan perancah, tetapi seiring dengan \r\nperkembangan zaman, pengetahuan tentang kekuatan dan kepedulian manusia terhadap \r\nlingkungan, masyarakat lebih memilih perancah dari besi (scaffolding) karena dianggap lebih \r\naman dan mudah didapat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya biaya dalam \r\npembangunan Gedung Ratu Oceania Bali dengan menggunakan perancah bambu dan perancah \r\nbesi. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui perbandingan biaya pelaksanaan \r\npembangunan Gedung Ratu Oceania Bali dengan menggunakan perancah bambu dan perancah \r\nbesi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan \r\npendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah gambar \r\nkerja (shop drawing), Bill Off Quantity (BOQ), daftar harga satuan bahan dan tenaga kerja, dan \r\ntime schedule. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat disebutkan bahwa penggunaan \r\nperancah bambu menghasilkan penghematan biaya sebesar Rp 124.771.490 jika dibandingkan \r\ndengan penggunaan perancah besi (scaffolding). Oleh karena itu, perancah bambu dapat \r\nditerapkan sebagai pendekatan yang efisien dari segi biaya dan layak dipertimbangkan dalam \r\npelaksanaan pada gedung bertingkat berskala kecil hingga menengah.\r\n
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain