Text
PERBANDINGAN VOLUME PEMBESIAN MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DENGAN METODE BIM PADA PEMBANGUNAN POWER HOUSE RSUD NGUDI WALUYO WLINGI KABUPATEN BLITAR
Akurasi perhitungan volume pembesian merupakan aspek penting dalam keberhasilan proyek konstruksi, khususnya pada elemen struktural seperti pondasi, kolom, dll. Di Indonesia, metode perhitungan volume pembesian secara konvensional masih banyak digunakan, umumnya mengacu pada gambar kerja dua dimensi dari AutoCAD. Seiring perkembangan teknologi, metode Building Information Modeling (BIM) mulai diterapkan karena menawarkan pemodelan tiga dimensi yang lebih presisi serta integrasi data yang lebih baik dalam proses perencanaan dan pelaksanaan proyek. Penelitian ini membandingkan volume pembesian elemen struktur antara metode konvensional dan metode BIM menggunakan perangkat lunak Autodesk Revit pada proyek pembangunan Power House RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, Kabupaten Blitar. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa metode BIM Revit menghasilkan volume pembesian yang cenderung lebih tinggi dibandingkan metode konvensional. Sebagai contoh, pada elemen pondasi, volume pembesian metode Revit sebesar 616.846 kg, sedangkan metode konvensional 595,053 kg, dengan selisih sebesar 2,85%. Perbedaan juga terjadi pada sloof melintang dan memanjang 3,09%, kolom 2,30%, balok B2 3,18%, balok B3 3,49%, balok B4 3,81%, pelat A0 3,01%, dan pelat A1 1,09%.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain