Text
STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PENAMBAHAN BESI TULANGAN PADA BALOK LAMINASI KAYU SENGON TERHADAP KUAT LENTUR
Konstruksi bangunan dengan material beton berdampak terhadap lingkungan dan meningkatkan emisi gas rumah kaca hingga 42,68%, lebih tinggi dibandingkan konstruksi berbahan kayu masif. Sebagai material alternatif ramah lingkungan, kayu memiliki keunggulan dapat diperbarui dan berkontribusi terhadap pengurangan emisi. Namun, memiliki kelemahan pada kestabilan dimensi akibat fluktuasi suhu dan kelembaban. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan besi tulangan terhadap peningkatan kuat lentur balok laminasi kayu sengon (Paraserianthes falcataria), jenis kayu cepat tumbuh dengan karakteristik kuat lentur rendah. Untuk meningkatkan sifat mekanis kayu sengon, dilakukan rekayasa menjadi balok laminasi (glulam) dan diperkuat dengan metode Near Surface Mounted (NSM) menggunakan besi tulangan. Pengujian kuat lentur dilakukan dengan metode pembebanan Third Point Loading dengan variasi spesimen KL-N (kontrol), KL-T1, KL-T2, KL-T11, dan KL-T22 sebagai variasi perlakuan. Hasil rekapitulasi menunjukkan bahwa semua variasi perlakuan mengalami peningkatan nilai Modulus of Rupture (MOR) dibandingkan KS-N sebagai kontrol . Variasi KL-T1 meningkat sebesar 22,41%, KL-T2 sebesar 22,59%, KL-T11 sebesar 22,78%, dan KL-T22 menunjukkan peningkatan paling signifikan, yaitu sebesar 25,75% terhadap KL-N. Kayu sengon yang digunakan tergolong kelas mutu E5 dengan nilai kuat tekan rata-rata 17,33 MPa dan kuat tekan laminasi 17,84 MPa. Hasil ini menunjukkan bahwa penambahan besi tulangan secara bertahap dapat meningkatkan nilai kuat lentur balok laminasi kayu sengon, meskipun tidak terjadi peningkatan secara signifikan.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain