Text
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT ROVING PADA BALOK BETON DI TINJAU DARI KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR
Dalam dunia konstruksi, seringkali di lapangan ditemui permasalahan utama terkait \r\ndengan balok beton, seperti retak, voids, dan beton bunting. Beton memiliki kelebihan dan \r\nkekurangan, serta batas kekuatan terhadap gaya tekan dan gaya lentur yang dapat \r\nmemengaruhi kekuatan dan ketahanan beton. Penggunaan beton semakin meningkat dalam \r\nkonstruksi seiring dengan laju pembangunan, terutama penggunaan beton bertulang dalam \r\nfasilitas publik. Untuk mengatasi kekurangan beton yang memiliki batas kekuatan, serat \r\nroving ditambahkan ke dalam campuran beton. Tujuannya adalah memberikan kekuatan beton \r\nagar dapat menahan gaya tekan dan gaya lentur, dengan menggunakan metode desain \r\ncampuran yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 7656 tahun 2012.\r\nBerdasarkan penelitian, pengaruh serat roving terhadap kuat tekan beton menunjukkan \r\npenurunan signifikan pada rata-rata umur 28 hari, Berdasarkan penelitian, pengaruh serat \r\nroving terhadap nilai kuat tekan beton rata-rata pada umur 28 hari menyebabkan penurunan \r\nsebesar 24,15% untuk variasi 4% dengan nilai kuat tekan 24,03 MPa dan 26,57% untuk \r\nvariasi 6% dengan nilai kuat tekan 23,26 MPa terhadap nilai kuat tekan beton normal. \r\nSedangkan pengaruh serat roving terhadap nilai kuat lentur beton rata-rata pada umur 28 hari\r\nmenyebabkan peningkatan sebesar 2,76% untuk variasi 4% dengan nilai kuat lentur 3,90 \r\nMPa dan 9,20% untuk variasi 6% dengan nilai kuat lentur 4,14 MPa. Jadi dapat disimpulkan \r\nbahwa penambahan serat roving mampu meningkatkan kuat lentur, namun tidak pada \r\npengujian kuat tekan dengan benda uji silinder.
B24.22401.620 | PA24.22401.620 | Perpustakaan Lantai 2 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain