Text
PENGARUH JENIS PAHAT DAN KEDALAMAN MAKAN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 37 PADA PROSES MILLING KONVENSIONAL
Proses pemesinan adalah suatu proses yang dilakukan untuk membentuk suatu benda kerja dengan cara mengurangi sebagian material dari benda kerja sehingga menjadi produk yang dinginkan dengan menggunakan mesin perkakas. Salah satu mesin perkakas yang sering digunakan dalam proses pemesinan adalah mesin frais. Mesin frais banyak digunakan dalam proses pemesinan untuk membuat suatu produk, dimana produk tersebut akan menghasilkan nilai kekasaran permukaan yang berbeda beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kedalaman potong pada pahat end mill HSS dan Carbide dengan proses pemesinan face milling terhadap tingkat kekasaran permukaan material baja St 37. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, Penggunaan variabel konstan yaitu putaran spindle 178 rpm, dimensi pahat HSS dan Carbide \\emptyset\\ 10\\ mm, kecepatan pemakanan 33 mm/menit. Variasi kedalaman potong yang digunakan adalah 1 mm, 1,25 mm, dan 1,5 mm dengan penggunaaan putaran spindle 178 rpm pada pahat HSS dan Carbide. Dari hasil uji kekasaran permukaan pada pahat HSS dengan kedalaman potong 1,25 mm menghasilkan nilai kekasaran permukaan terendah sebesar 0,598 µm terdapat kategori N5, paling tertinggi dengan kedalaman potong 1 menghasilkan nilai kekasaran sebesar 1,790 µm terdapat pada kategori N7 dan pahat Carbide dengan kedalaman potong 1,5 mm menghasilkan nilai kekasaran permukaan terendah sebesar 0,762 µm terdapat pada kategori N5, paling tertinggi dengan kedalaman potong 1,25 menghasilkan nilai kekasaran sebesar 0,952 µm terdapat pada kategori N5.
B24.36301.1084 | PA24.36301.1084 | Perpustakaan Lantai 2 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain