Text
STUDI PENGARUH VARIASI INTERNAL PATTERN DAN PERLAKUAN ASETON TERHADAP KEKUATAN BENDING FILAMEN ABS PLUS PADA PROSES 3D PRINTING FDM\R\N
Teknologi manufaktur aditif, khususnya 3D printing dengan metode Fused Deposition Modeling (FDM), telah banyak digunakan dalam industri karena kemampuannya mencetak objek tiga dimensi secara bertahap (layer-by-layer) dari model digital dengan desain kompleks dan biaya produksi yang relatif rendah. Salah satu material yang banyak digunakan dalam proses ini adalah Acrylonitrile Butadiene Styrene Plus (ABS+), karena sifat mekaniknya yang baik, ketahanan terhadap suhu tinggi, serta ketersediaan warna yang beragam. Namun, kualitas dan kekuatan hasil cetak sangat dipengaruhi oleh parameter proses, seperti variasi pola pengisian (infill pattern) dan perlakuan pasca-cetak seperti perendaman dalam aseton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi infill pattern (Rectilinear, Triangular, dan Honeycomb) serta perlakuan aseton terhadap kekuatan bending spesimen cetak ABS+ menggunakan metode FDM. Pengujian dilakukan terhadap enam kombinasi spesimen, masing-masing dengan dan tanpa perlakuan aseton. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variasi infill berpengaruh signifikan terhadap kekuatan bending. Pola Triangular tanpa perlakuan aseton memberikan nilai tegangan lentur tertinggi sebesar 70,6 MPa, karena geometri segitiga mampu menyebarkan beban secara merata dan memperkuat struktur internal. Sebaliknya, pola Rectilinear dan Honeycomb menunjukkan nilai kekuatan yang lebih rendah. Perlakuan aseton terbukti tidak meningkatkan kekuatan bending, bahkan menurunkan nilai tegangan lentur pada semua pola infill. Penurunan ini disebabkan oleh pelunakan permukaan dan melemahnya ikatan antar-lapisan akibat penetrasi aseton. Dengan demikian, perlakuan aseton lebih sesuai untuk keperluan estetika permukaan dibandingkan peningkatan kekuatan mekanik.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain